" Selamat Ied fitri Mohon Maaf Lahir Batin "
Merayakan Ied Fitri pertama di Qatar terasa perbedaan yang begitu mencolok, terutama dimalam akhir Ramadan . Tidak ada suara takbir ataupun riuhnya anak kecil membawa beduk keliling kampung mengumandangkan kalimat Takbir. Ramainya orang orang ke Masjid megumandangkan takbir sekalian membayar Zakat.Tidak ada juga obrolan bersama sanak saudara yang begitu intens karena lewat telepon disini berbicara hanya seperlunya . Sekedar ucapan kangen dan permintaan maaf lahir batin. Juga sedikit air mata akibat perasaan haru yang tidak terbendung lagi.
Sempat Azka anak pertama kami mengeluh " tidak enak lebaran di Qatar " sempat di tulis juga pada selembar kertas dan di tempel di kaca " I Hate Qatar ". Saya dan suami cuma senyum .
Mungkin ada alasannya sebelumnya selama di Indonesia sering setiap malam takbiran kita keliling ke tempat terdekat untuk membagikan sedikit rizky yang sudah anak - anak tabung sebelumnya, kepada orang - orang atau anak - anak yang kurang beruntung di jalanan. Mereka begitu menikmati aktivitas ini sekaligus bertakbir menyambut lebaran. kadang pula bersama temannya tetangga sebelah , mereka bertakbir sambil memukul kaleng kosong.
Kemarin malam Ramadan terakhir setelah tahu akan lebaran besok , anak - anak bersorak senang " hore besok lebaran " saya bersiap ingin keluar membeli sedikit bahan makanan yang belum ada, di supermarket terdekat. tapi aktifitas segerah terhenti suasana menjadi hening, ketika suami tiba - tiba bilang yang intinya adalah besok lebaran sepertinya belum siap bukan karena hal lain tapi sepertinya ada persaan sedih berakhirnya Ramadhan , apakah terus kita rayakan dengan shoping atau makan makan di mall. Akhirnya kita semua tidak jadi pergi keluar, menikmati bertakbir di rumah sambil mendengarkan suara takbir dari Chanel Muslim di internet.
Lepas dari setiap Muslim memaknai lebaran Ied Fitri yang berbeda beda tidak lah menjadi masalah. Menurut saya yang terpenting adalah dalam hati kita selaluh ada nama Tuhan yang selaluh kita Agungkan dan membuat perilaku kita menunjukkan akhlakul Karima.
Merayakan Ied Fitri pertama di Qatar terasa perbedaan yang begitu mencolok, terutama dimalam akhir Ramadan . Tidak ada suara takbir ataupun riuhnya anak kecil membawa beduk keliling kampung mengumandangkan kalimat Takbir. Ramainya orang orang ke Masjid megumandangkan takbir sekalian membayar Zakat.Tidak ada juga obrolan bersama sanak saudara yang begitu intens karena lewat telepon disini berbicara hanya seperlunya . Sekedar ucapan kangen dan permintaan maaf lahir batin. Juga sedikit air mata akibat perasaan haru yang tidak terbendung lagi.
Sempat Azka anak pertama kami mengeluh " tidak enak lebaran di Qatar " sempat di tulis juga pada selembar kertas dan di tempel di kaca " I Hate Qatar ". Saya dan suami cuma senyum .
Mungkin ada alasannya sebelumnya selama di Indonesia sering setiap malam takbiran kita keliling ke tempat terdekat untuk membagikan sedikit rizky yang sudah anak - anak tabung sebelumnya, kepada orang - orang atau anak - anak yang kurang beruntung di jalanan. Mereka begitu menikmati aktivitas ini sekaligus bertakbir menyambut lebaran. kadang pula bersama temannya tetangga sebelah , mereka bertakbir sambil memukul kaleng kosong.
Kemarin malam Ramadan terakhir setelah tahu akan lebaran besok , anak - anak bersorak senang " hore besok lebaran " saya bersiap ingin keluar membeli sedikit bahan makanan yang belum ada, di supermarket terdekat. tapi aktifitas segerah terhenti suasana menjadi hening, ketika suami tiba - tiba bilang yang intinya adalah besok lebaran sepertinya belum siap bukan karena hal lain tapi sepertinya ada persaan sedih berakhirnya Ramadhan , apakah terus kita rayakan dengan shoping atau makan makan di mall. Akhirnya kita semua tidak jadi pergi keluar, menikmati bertakbir di rumah sambil mendengarkan suara takbir dari Chanel Muslim di internet.
Lepas dari setiap Muslim memaknai lebaran Ied Fitri yang berbeda beda tidak lah menjadi masalah. Menurut saya yang terpenting adalah dalam hati kita selaluh ada nama Tuhan yang selaluh kita Agungkan dan membuat perilaku kita menunjukkan akhlakul Karima.
No comments:
Post a Comment