Saturday, 22 September 2007

Dibawah pohon mlinjo, jasad mak oni di kuburkan...

Mak Oni adalah wanita desa tua yang sederhana, umurnya mendekati 66 tahun. Kemarin pagi menninggal dunia dengan tenang dan dikuburkan dengan ceria. Bersama k
e-25 cucunya dan enam anaknya, mereka semua duduk santai, ada yang bermain-main, ada yang termenung memandangi jasad berkain putih di liang kubur, ada yang mencangkul menutup sisa-sisa tanah kedalam kubur , bahkan ada juga yang bercanda.
demikianlah , tidak ada tangisan, tidak ada kutbah, tidak juga karangan bungah. Dibawah pohon mlinjo, didesa yang jauh dari riuh kendaraan roda dua atoupun roda empat, jasad sederhana itu disemayamkan dengan tenang. Sebuah tempat istirahat yang damai, membuat iri penduduk Jakarta yang padat. Sungguh wanita yang bahagia, dari rahimnya lahir enam orang anak, berliter susu sudah ia curahkan, demikian pula luasnya kesabaran yang ia berikan. Mungkin ia wanita idaman dunia.

Saturday, 15 September 2007

Nyanyian seorang petani

Berilah kiranya yang terbaik bagiku
tanah berlumpur dan kerbau pilihan
biji padi yang manis

Berilah kiranya yang terbaik
air mengalir
hujan menyerbu tanah air

Bila masanya buahnya kupetik
ranumnya kupetik
rahmat-Mu kuraih

tak tahu puisi dari mana tiba-tiba saja sudah ada di dalam tas kecilku, isinya sederhana tapi menyentuh hatiku. Pada awal puasa ini sebenarnya udara terasa panas tapi setiap pagi hari aku keluar bersama anak-anakku matahari seolah lembut menyapa kami, daun daun pohon syadu menari bersama angin pagi. Belum lagi aroma udara pagi yang masih bersih disekitar tempat tinggalku, sungguh membuat hati tentram karenanya.
Demikianlah dalam surat Ar-Rahman sering Allah katakan" Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan ? "

Friday, 14 September 2007

ketika anak-anak bertengkar

Kau ingin kami tampak...
seideal seperti dalam buku cerita ,
namun jangan panik bilamana kami bertengkar.

Kami perlu berdebat
agar terlatih menerima dan memberi
ditempat yang aman-dirumah.

Hentikan aku sebelum menarik rambutnya,
namun jangan perpanjang pertempuran ini dengan segala reaksimu.

Setelah semua ini berlaluh,
kami akan kembali seideal seperti dalam buku cerita, hingga......( to azka & alma ,mom always love you)

sedekah kepada binatng

Mangut mangut itulah yang aku sadari pada puasa hari keduaku ini. Pagi ini aku belanja daging cukup banyak dari biasanya. Seperti biasa mbak mis yang membantu kami setelah dari pasar sibuk mempersiapkan masakan yang ingin kami buat yaitu rawon surabaya . Kebetulan aku berasal dari jawa timur jadi kangen masakan rawon .

Entah kenapa mbak mis keluar rumah ngobrol sama temennya sementara daging yang belum dimasak dibiarkan saja diatas meja dapur, sementara aku lagi sibuk dengan anak terkecilku aida. Tiba tiba anakku yang pertama azka berteriak ma ...ada kucing bawa daging. Ah... terlambat sudah daging rawonku hilang dimakan kucing meskipun ada sisa daging hmmmmm... itupun sisa dari gigitan atau jilatan kucing. Rasanya ingin marah sama mbak mis karena keteledorannya, tapi buru buru kuurungkan niat ku. Iya ...hari ini aku puasa mungkin ini ujianku ya..ya.... kadang kita nungkin perlu dipaksa untuk bersedekah walaupun kepada binatang . Rawonku selamat tinggal ........

sang pencuri waktu



Quran surat Al- Asr

Pelajaran hari ini (23-8-2007)
Menjelang keberangkatan orang yang kami cintai, begitu banyak waktu yang berarti ingin kau lalui bersamanya.
Arti kebersamaan itu sangat mahal, entah kenapa tiba tiba waktu itu banyak habis entah kemana larinya....
Sang pencuri waktu begitu lihai memainkan perannya....sampai pada akhirnya kutemukan diriku sudah disini tanpa kekasih....
Pelajaran terbesarnya adalah pertama sesuatu itu akan terasa berarti jika sudah tidak ada , oleh karena itu keberadaan apapun itu yang kita miliki wajiblah kita jaga , kita beri arti.....kedua pergunakan waktu dengan hal-hal yang berarti juga , bermanfaat.

Aku Tak Tahu Kenapa

aku taktahu kenapa ketika bermimpi
kumau malam memberikan semua milikku dan hasrat hidupku kepada matahari yang baik.

Aku tak tahu kenapa ketika menggangkat tangan , waktu sembanhyang aku ingin bungah bungah ada di tanganku. aku tak tahu kenapa , aku ingin mataku menyerap setiap air mata zaman ini.
Dan aku ingin hati ku ditusuk panah-panah dari busur perubahan zaman. ( by iftikar arif pakistan )

puisi ini aku baca tahun 1995 ketika pertama bertemu dengan my man. perkenalan dengan Tuhan yang lebih mendalam pertama kali itu juga. Banyak hal terbangun dari awal aku mulai memilih untuk hidup dengan kehidupan yang tidak terpikirkan oleh ku dan keluargaku, tapi disitulah cerita panjangku dimulai.

Saturday, 8 September 2007

" Berguru dari kotoran sapi "

Mudikku kali ini memang tidak seperti biasa. Ada beberapa hal kecil yang sungguh aku nikmati yaitu berkendaraan dengan mobil agak tua milik bapak mertuaku, dibilang nyaman juga tidak tapi entah ada sensasi tersendiri yang aku rasakan.

Mulai dari badan pegal pegal sampai ac yang kurang dingin dan jalan yang naik turun bukit,dan yang menarik adalah merangasnya pohon jati sepanjang jalan yang kami lewati,oh..oh tentu saja ada satu hal menarik yang aku perhatikan yaitu kotoran sapi yang berceceran sepanjang jalan juga.

Dengan sapi yang berbadan kurus demikian juga penduduk desa yang berjalan disamping sapi sapi itu tanpa alas kaki pakain seadanya dan tentu saja berbadan tak beda jauh dari sapi sapi itu, sungguh pemandangan yang serasi tapi menimbulkan decak kagum orang orang yang mau belajar dari semua itu.

Mulai dari semangat, kesederhanaan, keiklasan, kemurnian sampai simbiosis mutualisme ( kotoran sapi).Rasa syukurku panjatkan pada Tuhan ah.. Tuhan..lagi..lagi..! Tuhan sungguh baik kepada ku, suami dan anak anak kami. Membuka mata kami, agar senantisa menginjak bumi dengan kaki kami dan menjujung langit dikepala kami dimanapun kami berada..(memory with my lover people in Bojonegoro )

Berdamai dengan hidup



" Sekali Waktu "
meri bermain gelembung sabun,
tanpa alasan apapun, mari bermain gelembung sabun,
tertawa sejenak, melihatnya menghilamg, bahkan tanpa
sedikitpun membayangkan kemana hilangnya.
Senyumlah, sentulah aneka warna pelangi itu
pandanglah semua itu berterbangan di udara
tanpa alasan mengapa-
tanpa tujuan-tanpa beraturan
sekali waktu...
marilah kita bermain gelembung sabun...
(Suara Hati si Kecil by Rith Readon )


Suatu waktu ketika kepenatan kita semakin memuncak, tak ada salahnya kita menjadi anak kecil, atau diam seribu bahasa menikmati keheningan sejenak. saya berfikir menjadi orang tua bukan berarti mengubah diri kita seperti orang tua, tidak perlu berubah agar menjadi orangtua, cukup menjadi manusia biasa saja.Dan kita sisa berdamai dengan hidup.....

my first post

" TIDAK CUKUP "
bahwa aku dicintai,
aku juga merasakannya,
Tunjukkan cintamu dengan cara yang dapat kupahami.
Kerja kerasmu sepanjang hari bagiku,
kini tak lagi berarti bagiku,
namun pelukan dan kata kata,
terutama bermain
membuatku merasa :
diriku dicintai.
Kira kira sepenggal puisi sederhana dari buku terjemahan Ruth Readon yng berjudul " Suara Hati si Kecil " begitu menginspirasiku .
Tuhan ....saya bukan manusia sempurna but saya selaluh ingin tumbuh dan belajar untuk hidup ini. Ketika kata beberapa pakar hidup tidak lagi sesederhana yang kita bayangkan. menikah, punya anak, berkelurga, dst.. kompleksitas masalah mulai meningkat . Apa yang harus kita lakukan ? Satu, dua , tiga , .....seratus teory kubaca semakin membuat ku pusing. Ah... ada satu resep dari seorang yang sangat sederhana, yaitu orang desa yang jauh dari sentuhan modernitas , junkfood, hp, 3g, wis apalah itu. Yaitu belajar menerima diri sendiri dan lingkungan.
Ya... itulah salah satu resep sederhana yang kudapat beberapa tahun lalu ketika mudik. Saat ini begitu banyak harapan ku pada anak-anak, diriku, my love,...dst sedang realita tidak begitu mendukung, apa yang terjadi? yang ada tentu kekecewaan, putus asa .
no..no..! begitu hati kecilku berkata. Yang pertama harus kulakukan adalah aku harus menerima keadaan ini dan terus belajar, berkembang dengan modalitas yang ku miliki walaupun itu hanya 1% taruhlah .Oh ..ya mainly is always make link with GOD . SELALUH SEMANGAT MEMANDANG HIDUP. Hore.....! ( sayang to azka, alma, aida and papa)